Selasa, 24 Agst '10
18.40
Akh.. tiadalah engkau mendapatkan yang engkau inginkan itu.. Sadarlah.. mau kemana engkau pergi? tiada dapat kau temukan..
Ribut dan riuh engkau rasakan? jelaslah.. bukankah dunia, tempat kau berada saat ini? engkau mengatakan.. tiada yang dapat mengertimu? Hmmm.. Bukankah engkau juga tidak berusaha mengerti kami?
Ohh.. engkau hendak menyingkir? kemana? Dapatkah?
Lama sekali aku kemudian tak pernah mendengar kabar beritamu.. Sampai, tibalah hari yang mengejutkan itu.
"Heiii.. mari sini.." Engkau berkata demikian.. " Aku telah mendapatkan apa yang ku impikan.. Suasana tenang, teduh dan damai.." engkau berkata dengan suara riang dan mata yang berbinar..
"Masa sih?" aku tidak percaya perkataanmu..
"Iya, benar.. benar.." Engkau terus berusaha meyakinkanku..
"Sekarang di manakah tempat yang engkau maksudkan itu?" Akhirnya aku bertanya juga kepadamu.
"Di sana," sahutmu..
"Di mana?" Desakku menyelidik..
"Di tempatku.. di sana, di lembah yang tenang dan jauh dari keramaian.. Tiada orang di sekitarku.. Aku berada di tempat yang sangat jauh.. jauh dari kebisingan dunia.." sahutmu.
"Di manakah itu? Aku mulai menambahkan tekanan nada ku..
"Datanglah kesana.. di tempat itu .. Aku sudah menjalaninya hampir 2 tahun ini. Aku betah dan bahagia."
Aku tertegun dan terhenyak. "Mengapa engkau tinggal di tempat seperti itu? Tiada kontak dengan manusia lain? hanya engkau dan alam sekitarmu?"
"Aku mencari kedamaian," sahutmu bangga dan tenang.. Aku mendapatkan semua hal yang aku cari selama ini. Tiada pertengkaran.. tiada gangguan. Aku tidak terusik dan aku merasakan damai.. Aku sudah tidak pernah lagi emosi meluap, marah dan membenci orang.. Sungguh! aku tidak pernah lagi marah-marah dan aku tidak terlilit lagi dengan masalah keluarga.."
Hmmm.. engkau terus saja bercerita bahagia..
"dan lagi.." sahutmu, "aku tidak lagi merasakan stress, depresi akibat tekanan dunia sekitarku!"
Aku ternganga.. Dan mulai menyadari sesuatu hal yang ganjil.
"Lalu itu yang engkau katakan damai? itu yang engkau cari?" Sahutku tergugu dan berduka.. "Damai seperti apa yang engkau rasakan itu? Dapatkah engkau merasakan jeritan hati seluruh umat manusia, jika engkau menyingkir?"
Aku menghela nafas panjang..
"Teruslah engkau menyingkir dan silahkan engkau terus bersembunyi.. silahkan nikmati damaimu.. Hiduplah dalam negeri khayalanmu."
Aku menatapnya dengan berlinang air mata.. Dan dengan nada getir, aku kembali berkata..
"Tetapi aku, aku akan terus menjalani hidup ku.. Aku tidak akan menyingkir dari dunia ini.. aku tidak mau hidup dalam negeri khayalanmu dan aku tidak mau melarikan diri dari dunia ini.. Aku.. Aku akan terus belajar menaklukkan setiap pertempuran dan pergulatan hidupku.. Kalaupun aku jatuh, aku akan bangun.. Aku mau berjuang.. dan berusaha mendapatkan dan bahkan mengalami damai itu.. walaupun pekak dunia yang kurasakan.. Aku mau hidup dalam dunia yang nyata.. Tiada damai sejati yang dapat kita peroleh ketika kita menyingkir dari hidup ini.."
Aku berdiri.. menatapnya kembali.. Kemudian mengucapkan salam perpisahan.. Dengan tekat di hatiku :
Aku akan tetap bertarung dalam pergumulan berat di dunia ini.. Aku hidup adalah semata anugerah.. Aku tidak akan menyingkir kalah.. Aku tidak mau mengakhiri hidupku dengan kesia-siaan.
"Orang yang menabur.. dengan air mata, akan menuai dengan sorak-sorai.."
Aku,
manusia..
19.24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar