Selasa, 28 September 2010

Badai Pasti Berlalu ( tapi hati-hati ada petir!)

Selasa, 28 September '10
16.03

Aku memandang ke langit nun jauh di atas sana . Kulihat awan begitu gelap. Pekat sekali. Hatiku ciut. Nyaliku menyusut. Dan semakin lama, kurasakan adanya tekanan angin yang meningkat.. Seiring denyut nadiku yang bergelora.

Aku merasa cemas.. Aku hanya seorang diri dengan bersenjatakan payung kecil di tangan ku dan beratnya tas serta bawaan di tanganku.


Aku bergegas. Berharap aku tidak terjebak oleh gemuruh angin dan hempasan pekat derasnya hujan. Entah kenapa. Aku merasa takut. Aku sering merasa takut jika dalam situasi seperti ini.. Apa yang bisa aku andalkan? 


Aku selalu membawa payung.. Tapi mantel tidak.


Aku mulai melangkah  dengan tempo yang semakin cepat.. awalnya 1-2 langkah.. tapi kemudian sampai 3-4 langkah.. dan akhirnya aku mulai berlari kecil.. sebab deru angin bergemuruh keras sekali.. Payungku juga sudah mulai goyang terangkat ke sana-kemari..


dan..


Hujan pun menumpahkan luapan amarahnya. Tanpa bisa dibendung lagi.. Derasnya air mata yang ditumpahkan  langit membuatku semakin takut.. Apa yang membuat dia begitu murka di sore itu? Sampai dipanggilnya awan dan dipanggilnya angin untuk menghujamku?


Aku mencoba mencari tempat berlindung.. Berharap menemukan atap yang kokoh dan gedung kuat untuk sekedar aku berteduh sehingga aku masuk ke dalamnya.


Tapi tidak ada. Sepi dan sungguh menakutkan. Aku takut. Perjalananku masih panjang. Berbalik arah ke tempat ku semula, sungguh tidak mungkin. Aku sudah separuh jalan. Tidak ada pilihan lain, aku terus berjalan. Sambil terus menahan payungku yang sudah mulai patah satu persatu patah.


Sungguh hebat hujan ini. Badai ini begitu mengerikan. 


Aku semakin takut, pohon di seberang jalan itu pun tumbang. Pohon kekar dan kokoh itu pun roboh di saat itu. Padahal batangnya sungguh besar. Akarnya pasti tertancap kuat di pelukan bumi pertiwi. Tapi tokh ternyata, berhasil juga di landanya.


Tak ada yang bisa kuandalkan. 


Aku hanya manusia. Aku membutuhkan SANG MAHA KUAT untuk menolongku..
Aku terus berharap dan berdoa. Agar semua kemurkaan ini cepat berlalu.
Terus aku berjalan dan mengharapkan ada TANGAN ILAHI yang melingkupiku.


Lama sekali hujan badai ini.. Aku sungguh takut.
Serasa seluruh hidupku di pagut oleh kengerian dan bahaya. Seolah-olah tanpa peluang dan harapan. Berat dan ngeri. Aku takut.


Payungku telah rusak dan terbang bersama gulungan angin dan cercaan hujan. Sedangkan tubuhku sudah terkapar tak berdaya. Aku kedinginan dan beku. Tidak ada orang disekitarku.
Aku seorang diri. Lalu apa yang kulihat? Aku memandang penuh kengerian.  Aku melihat di depanku, gulungan angin puting beliung dengan kecepatan besar mulai datang ke arahku.

"Aku pasti mati. Aku pasti mati," teriakku ketakutan. Tapi sontak aku berlari dan membalikkan arahku. Aku yang tiada bertenaga ini tiba-tiba memiliki kekuatan untuk berlari sehingga aku  berharap bisa  menghindari halauan angin tersebut.

Aku tak tahu lagi, apa namanya itu. Ketika aku merasa aku mampu berlari sedemikian cepat. Seperti langkah-langkah seekor kijang yang hendak diburu Cheetah.

Yang aku tahu, aku harus berlari dan terus berlari.. Aku merasakan seperti memiliki mesin di kakiku.. Berputar sedemikian cepat dan menggulung-gulung. Seolah-olah aku tak menapaki bumi ini. Ya, aku berlari dengan nafas memburu.

Sampai tibalah aku tak kuat lagi berlari.. Aku terjatuh dan aku menutup mata. Menantikan apa yang akan terjadi setelah ini. Pasrah.. 


Waktu terus berlalu..


"Aneh," Seruku tertahan.. Setelah aku menanti sekian lama. Aku memberanikan diri membuka mata,

"Oooohhh? " Aku tak percaya. Puting beliung itu berbelok arah. Dan mengangkat serta menghempas apa saja yang di lewatinya. Aku terbelalak seram. Ajaib.

Lihatlah.. Hujan mulai mereda.. Tekanan angin pun surut.. Ketakutanku mulai berkurang. Tapi aku masih belum bisa pulih benar. 

"Uuugggghhhhh..." erangku kesakitan.

Aku mulai bangkit.. Ya, dengan susah payah.. Aku memandang luka goresan di sekujur tubuhku dan pucatnya tubuhku.. Aku sungguh-sungguh berusaha bangkit. Menapakkan jemari tanganku di basahnya tanah. Untuk membantu kakiku berpijak.. 

Lalu dengan langkah tertatih.. Aku mulai melanjutkan perjalananku..


Tapi tiba-tiba..





















Gelegar suara halilintar merobek langit sekitarku.

Aku tersungkur.

16.59


Tidak ada komentar: