Rabu, 29 September 2010

Apa Kabarmu, Rumput?

Rabu, 29 Sept '10
16.12


"Hai.. Apa kabarmu, rumput ku? Apakah engkau baik-baik saja? Aku heran melihatmu dan memandangmu.. Engkau sungguh menakjubkan.. Engkau fenomena alam istimewa bagiku di sore ini.

Aku tidak pernah mengundangmu hadir di hidupku. Tapi mengapa engkau ada? di jejeran tembok tak indah itu? Ughh.. tempatmu aneh, rumput. Seaneh kehadiranmu di muka bumi ini. Seaneh eksistensimu di depanku.

Aku tidak pernah menaruh bibitmu di tembok itu. Mengapa engkau bisa tumbuh di tempat tak elok itu. AKu tak tahu dari mana datangmu. Bagaimana mungkin engkau hadir dan mampu tumbuh?

Di mana akarmu? aku tak melihat jelas..


Akh.. ternyata tertanam di tembok bata itu yah? Aneh.. Aku tidak pernah melihat ada orang yang memupuk mu.. Engkau tumbuh luar biasa. Tempo itu, bukankah engkau sudah kami cabuti? sampai ke akarnya? Ketika itu tinggimu hampir 40 cm.. Cukup rindang dan lebat.


Engkau sungguh fenomenal. Apa yang engkau rasakan, duhai rumput? Apakah engkau merasakan galaunya hati manusia? Apakah engkau berduka dalam keterpurukan tempat tinggalmu? Uggghhhh... rumput, engkau sungguh hebat.


Engkau dicabuti, dan kehidupanmu di rampas, tapi engkau tetap tumbuh.. Dari mana engkau makan, duhai rumput? Bagaimana engkau bisa tumbuh? Beri aku jawaban. Jika engkau saja dapat tumbuh dengan keterbatasan tempat tinggalmu.. Bukankah aku seharusnya mampu bertahan hidup melebihimu?


Benar juga, kata PENCIPTA kita yah.. Jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkan IA akan mendandani aku?

Terima kasih rumput, engkau juga mengajariku.."

-Aku-
Manusia kerdil.
16.31

Selasa, 28 September 2010

Tengkuk!

Selasa, 28 Sept '10
18.38

Tengkuk ku sakit!
Leherku dipukul!
sakit!

Lidah kananku sakit?
Nafasku sakit!

Sudah membiru!
Stop!

18.39

Badai Pasti Berlalu ( tapi hati-hati ada petir!)

Selasa, 28 September '10
16.03

Aku memandang ke langit nun jauh di atas sana . Kulihat awan begitu gelap. Pekat sekali. Hatiku ciut. Nyaliku menyusut. Dan semakin lama, kurasakan adanya tekanan angin yang meningkat.. Seiring denyut nadiku yang bergelora.

Aku merasa cemas.. Aku hanya seorang diri dengan bersenjatakan payung kecil di tangan ku dan beratnya tas serta bawaan di tanganku.


Aku bergegas. Berharap aku tidak terjebak oleh gemuruh angin dan hempasan pekat derasnya hujan. Entah kenapa. Aku merasa takut. Aku sering merasa takut jika dalam situasi seperti ini.. Apa yang bisa aku andalkan? 


Aku selalu membawa payung.. Tapi mantel tidak.


Aku mulai melangkah  dengan tempo yang semakin cepat.. awalnya 1-2 langkah.. tapi kemudian sampai 3-4 langkah.. dan akhirnya aku mulai berlari kecil.. sebab deru angin bergemuruh keras sekali.. Payungku juga sudah mulai goyang terangkat ke sana-kemari..


dan..


Hujan pun menumpahkan luapan amarahnya. Tanpa bisa dibendung lagi.. Derasnya air mata yang ditumpahkan  langit membuatku semakin takut.. Apa yang membuat dia begitu murka di sore itu? Sampai dipanggilnya awan dan dipanggilnya angin untuk menghujamku?


Aku mencoba mencari tempat berlindung.. Berharap menemukan atap yang kokoh dan gedung kuat untuk sekedar aku berteduh sehingga aku masuk ke dalamnya.


Tapi tidak ada. Sepi dan sungguh menakutkan. Aku takut. Perjalananku masih panjang. Berbalik arah ke tempat ku semula, sungguh tidak mungkin. Aku sudah separuh jalan. Tidak ada pilihan lain, aku terus berjalan. Sambil terus menahan payungku yang sudah mulai patah satu persatu patah.


Sungguh hebat hujan ini. Badai ini begitu mengerikan. 


Aku semakin takut, pohon di seberang jalan itu pun tumbang. Pohon kekar dan kokoh itu pun roboh di saat itu. Padahal batangnya sungguh besar. Akarnya pasti tertancap kuat di pelukan bumi pertiwi. Tapi tokh ternyata, berhasil juga di landanya.


Tak ada yang bisa kuandalkan. 


Aku hanya manusia. Aku membutuhkan SANG MAHA KUAT untuk menolongku..
Aku terus berharap dan berdoa. Agar semua kemurkaan ini cepat berlalu.
Terus aku berjalan dan mengharapkan ada TANGAN ILAHI yang melingkupiku.


Lama sekali hujan badai ini.. Aku sungguh takut.
Serasa seluruh hidupku di pagut oleh kengerian dan bahaya. Seolah-olah tanpa peluang dan harapan. Berat dan ngeri. Aku takut.


Payungku telah rusak dan terbang bersama gulungan angin dan cercaan hujan. Sedangkan tubuhku sudah terkapar tak berdaya. Aku kedinginan dan beku. Tidak ada orang disekitarku.
Aku seorang diri. Lalu apa yang kulihat? Aku memandang penuh kengerian.  Aku melihat di depanku, gulungan angin puting beliung dengan kecepatan besar mulai datang ke arahku.

"Aku pasti mati. Aku pasti mati," teriakku ketakutan. Tapi sontak aku berlari dan membalikkan arahku. Aku yang tiada bertenaga ini tiba-tiba memiliki kekuatan untuk berlari sehingga aku  berharap bisa  menghindari halauan angin tersebut.

Aku tak tahu lagi, apa namanya itu. Ketika aku merasa aku mampu berlari sedemikian cepat. Seperti langkah-langkah seekor kijang yang hendak diburu Cheetah.

Yang aku tahu, aku harus berlari dan terus berlari.. Aku merasakan seperti memiliki mesin di kakiku.. Berputar sedemikian cepat dan menggulung-gulung. Seolah-olah aku tak menapaki bumi ini. Ya, aku berlari dengan nafas memburu.

Sampai tibalah aku tak kuat lagi berlari.. Aku terjatuh dan aku menutup mata. Menantikan apa yang akan terjadi setelah ini. Pasrah.. 


Waktu terus berlalu..


"Aneh," Seruku tertahan.. Setelah aku menanti sekian lama. Aku memberanikan diri membuka mata,

"Oooohhh? " Aku tak percaya. Puting beliung itu berbelok arah. Dan mengangkat serta menghempas apa saja yang di lewatinya. Aku terbelalak seram. Ajaib.

Lihatlah.. Hujan mulai mereda.. Tekanan angin pun surut.. Ketakutanku mulai berkurang. Tapi aku masih belum bisa pulih benar. 

"Uuugggghhhhh..." erangku kesakitan.

Aku mulai bangkit.. Ya, dengan susah payah.. Aku memandang luka goresan di sekujur tubuhku dan pucatnya tubuhku.. Aku sungguh-sungguh berusaha bangkit. Menapakkan jemari tanganku di basahnya tanah. Untuk membantu kakiku berpijak.. 

Lalu dengan langkah tertatih.. Aku mulai melanjutkan perjalananku..


Tapi tiba-tiba..





















Gelegar suara halilintar merobek langit sekitarku.

Aku tersungkur.

16.59


Senin, 27 September 2010

Usia Senja Kehidupan


Senin, 27 Sept '10
18.16

Seperti fajar terbit pada pagi hari dalam suatu siklus kehidupan..
Demikianlah mungkin awal dari setiap tapak kehidupan manusia

Terang, bersinar dan menimbulkan pengharapan baru
Tiap hari memang berganti.. tiada yang sama..

Selama sebelum matahari tenggelam, ada banyak hal yang dapat dilakukan..
Tapi manusia terbentur dalam kefanaan..

Surya akan tenggelam,
di sunset kehidupan..

Aku,
Manusia fana
18.26


Sabtu, 25 September 2010

Beautiful Woman On The Street

Sabtu, 25 Sept '10
 07.36


Aku melihatmu waktu itu ketika aku mengendarai motorku yang kupacu dengan kecepatan sedang..
Aku kemudian memperlambat laju motorku..
Aku melihatmu..


Hmm.. yes, you are beautiful woman on the street..
I think.. you are very pretty.. and.. people like you..
Your eyes, your body.. your smile..
it's a perfect gift from our GOD..

Tetapi.. aku tidak suka merasakan..
Perasaan-perasaan yang tidak nyaman seiring aku terus memandangmu..
Dan dia yang juga ada di sampingmu..

walaupun memang aku hanya beberapa saat saja melihatmu..
karena aku harus tetap melanjutkan perjalananku..

Kemudian di kesempatan berbeda, but.. still on the street..

Aku melihatmu ketika mengendarai motorku.. ya motor yang kubeli dengan susah payah ini..
dengan keringat dan perjuangan keras mengarungi hidup menaklukkan kota jakarta ini..

Aku melihatmu..

Tetapi.. engkau yang kulihat sekarang..jelas berbeda dengan yang kulihat dulu..

Engkau yang lain..
Aku melihat wajahmu.. dan semuanya..  tidak ada yang luput dari pandanganku..
Tanganmu.. rambutmu.. semua..

Dan aku melihat apa yang sedang engkau kerjakan..
Tumpukan barang di punggungmu, tampak berat sekali..
Sampai engkau membungkuk..

Engkau kuat sekali.. wajahmu nampak lelah dan kuyu..

Lagi.. sekali lagi..

Aku pun melihat engkau yang lain.. di hari yang berbeda..
Apa yang engkau lakukan?
Apa yang kau pegang itu?

Aku melihat tumpukan sampah di sudut jalan itu..
Dan melihat badan jalan yang bersih di mana engkau berdiri saat itu..

Panas sekali hari itu..
Engkau sanggup mengerjakan hal itu?
Berapa yang engkau terima?

Yang sebanding dengan apa yang telah engkau kerjakan?
Mengapa engkau mengerjakan hal ini?

Ohh..

Aku tak kuasa menahan desakan air mata yang mulai mengintip..
Kepalaku.. dadaku.. nafasku..

bagiku..

You are beutiful woman on the street..
   


Aku,
yang terpana..

08.33

.. dilepaskannya burung merpati itu..

Jumat, 24 Sept '10
19.33

Terlalu lama kepungan air itu menggeluti hidup ku ya TUHAN..
Terlalu menggulung dan melibas apapun yang dilewati..
Sementara aku tidak menyiapkan bahtera yang ENGKAU perintahkan kepada ku..

Sehingga aku harus terus berlari mencari tempat yang tinggi untuk sekedar aku berlindung..
Sekedar selamat dari kepungan air yang mengelilingiku,  menyergapku dan mulai menghempasku..
Yah. supaya aku selamat..

Padahal ENGKAU sudah memerintahkan aku untuk segera menyiapkan bahtera.. dari kayu gofir..
tapi aku tidak mengindahkan MU..

Padahal aku memang sudah mendengar ENGKAU.. ENGKAU sudah memperingatkanku..

Tapi..

Kayu gofir tidak kusiapkan..

Aku malah makan-minum, bersenang-senang dalam kehidupanku..
Seolah-olah tiada apapun yang akan terjadi..

Ya.. hidup seperti biasa.. Seperti biasa sebagai mana aku menjalani roda hidupku
Makan, minum, bekerja, bermain, berbelanja, menghabiskan hidup dengan kesukaanku..
Tokh, aku tidak melihat apa-apa.. bukankah hari esok pasti ada?

Tapi..

Ternyata tidak demikian..
ENGKAU benar TUHAN.. peringatanMU semua benar..
Tanpa aku duga .. tiba-tiba seluruh mata air terbuka..

TUHAN.. aku sudah tiba di gunung yang tertinggi..
Gunung yang terakhir aku sanggup daki..
Aku lelah TUHAN.. takut.. kehabisan daya.. aku capek..

Jangan biarkan aku.. tenggelam dalam arus air itu..

"Kayu gofir.." Aku berteriak lemah..
"Bahtera.." Aku benar-benar kehilangan nafasku..

Mengapa aku tidak mempersiapkan itu?

Mengapa aku tidak mempersiapkan diri  menghadapi halau an air bah itu?
Aku menyesal TUHAN.. Ampuni aku..
Surutkan air itu TUHAN.. Surutkan..

Beri aku kesempatan..


.. dilepaskannya burung merpati itu..

Lalu.. di antara kekuatan terakhirku.. di batas nafas pengharapanku yang tersisa.. kelebatan peristiwa bahtera Nuh pun terlihat jelas..

"Selanjutnya ditunggunya pula tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya burung merpati itu, tetapi burung merpati itu tidak kembali lagi kepadanya"

Aku,
yang menanti air bah itu surut..

20.06

Amazing Grace (Perahuku hampir karam..)

Rabu, 22 Sept '10
16.25

Jelas terdengar lantunan Gospel Song, "Amazing Grace" membahana di rumahku..

Aku langsung terdiam.. dan untuk kesekian kali.. aku tak kuasa menahan haru setiap lagu itu terus di perdengarkan.. My favorite song..

TUHAN.. memang apa yang ENGKAU lihat dari ku.. sehingga ENGKAU menyelamatkanku?
Aku pendosa besar.. apa yang pernah aku lakukan yang membuatMU BAHAGIA dan BANGGA memiliki ku?

Mengapa aku termasuk manusia yang KAU TEBUS?
Lihatlah perahuku TUHAN..
Sering tanpa nahkoda..

Mengapa ENGKAU BAIK kepadaku?
Mengapa ENGKAU terus saja melakukan kebaikan kepadaku?

Lihat TUHAN perahuku hampir karam..



perahuku hampir karam TUHAN, badai dan gelombang menghempas hebat..

Karena kerap kali aku yang menjadi juru mudi..




Aku buta dan tersesat TUHAN..
Aku pantas mendapat murka dan penghukumanMu..

Lihatlah TUHAN banyak kegagalan dan kelalaianku..
Apakah aku pernah  membuatMU tersenyum TUHAN?


TUHAN, mengapa aku yang KAU pilih?

Oh, beautiful words..

Lihatlah aku yang buta, sesat, terhilang.. (sambil mengingat peristiwa kehidupan John Newton-- pencipta lagu Amazing Grace..)
dan ENGKAU tidak membiarkan perahuku karam..

THE LORD has promised good to me..
HIS WORD my life secures..


Aku..
yang pernah berpakaian compang-camping..

16.59

Woowww kerenn banget daahh..

Selasa, 21 Sept '10
19.28

Aku tadi lagi buka-buka laptop.. dan setelah merasa cukup.. aku mau menutup aktivitasku untuk kerjain hal yang lain.. tiba-tiba.. percaya ato tidak.. aku teringat akan gambar Mitokondria dan jalur respirasi seluler.. duh langsung aja deh aku ketik ini.. hanya sekedar berbagi kilatan pemikiran aja lho..

BIOLOGI sungguh menakjubkan.. ada banyak hal yang tersingkap dan terkuak seiring dengan kemajuan alat dan teknologi di zaman ini.. Pemahaman yang semakin jelas dan lengkap tentang segala sesuatu berkaitan dengan respirasi..

Bernafas itu ga sembarang nafas aja lho..ga cuma secara makro aja bisa kita amati atau rasakan..

Wooowwww....begitu narik dari hidung - alveolus.. ternyata ga berhenti sampai di situ aja lho.. siap-siap deh.. yuk kita menduga.. apa sih yang terjadi di tingkat sel? Wawwwww... ada suatu organel sel lho.. yang berkaitan erat dengan respirasii... dan woooowww.. betapa menakjubkan reaksi yang terjadi di sana dan... itu adalah rentetetan peristiwa yang luar biasa banget daaahhh..


Woowww dah..

ooohhhh... aku sungguh-sungguh terkagum-kagum... ternyata.. itu juga salah satu rentetan metabolisme tubuh kita... Seeepppp banget dah.. ooohhh.. sedemikian hebatnya..

ko ada yang organel sehebat itu..

Aku ternyata tidak asal nafasssssss....

Lhooo... itu... ko ada ATP? oooohhhhh... luar biasa.. jadi, waktu aku bernafas, ada pembentukan ATP? oooohhhh.. ATP itu sebagai sumber energiku untuk beraktivitas....

Wooowwwwww.... kereeeeeeennnnnnnnnnnn...

TUHAN... keren banget deh..

Upppssss... TUHAN..

Aku sering sembarangan..
Nafas aja kadang ogah.. pantesan aja aku sering lemes dan nganttttuuuukkkk mulu...

Ahhh,, keren banget deh..

Ko TUHAN hebat banget?

TUHAN, ENGKAU KREATOR TERHEBAT ku..

Aku, menghormati MU..

19.46

Betapa kecilnya aku, TUHAN..

Selasa, 14 Sept '10
20.24

Akhh TUHAN.. aku gentar dan takut..
Betapa kecilnya aku, TUHAN..



Ketika aku membandingkan diriku dengan yang lain..
Terkadang aku merasa besar, hebat dan gagah..
Aku memandang rendah mereka..
Mereka bukan siapa-siapa..

Akulah yang besar.. aku lebih hebat.. lihat kepintaran dan kepandaianku..
Lihat kemampuanku.. aku bisa mengatur banyak hal..
Aku bisa memerintah banyak hal dan aku mengendalikannya..

Tapi.. aku tiba-tiba tidak bisa menjawab, kelebatan fenomena sederhana yang muncul..

Pada saat aku tersedak dan dengan susah payah berupaya agar aku bisa bernafas..
Ketika aku terpukul oleh karena rasa ngilu dan sakit yang luar biasa ketika dadaku sakit,
dan jantung berdetak keras tidak wajar..

Pada saat aku merasa tiada oksigen cukup di paru-paruku.. karena asap knalpot yang menyembur deras ke arah ku..

Aku bisa apa? tentang penderitaan yang terus menghujam? tentang bencana kelaparan di mana-mana?

Aku tahu apa? ketika demam tifoid melanda? ketika para pasien masuk ICU, ketika tabung elpiji meledak?

Aku bisa apa? Apa kehebatanku?

Ketika flu yang sederhana sekalipun mampu melumpuhkan aktivitasku yang sederhana..

Aku demam dan meriang.. itu pun ternyata aku tiada sanggup berdiri seperti biasa.. Soal matematika sederhanapun aku tak sanggup menghitungnya.. susah payah menambahkan 5 + 10 X 2.. menjadi sedemikian sulit bagiku..

Bahkan pertanyaan sederhana sekalipun.

"Apakah fungsi Xylem pada tumbuhan?"

Semua mendadak buyar tak terpikir.. Otakku.. ternyata aku tak bisa mengendalikan otakku..

Hormon Endorfin.. Dimana engkau? Aku membutuhkanmu..

Adrenalin? Mengapa engkau tercurah sedemikian banyak? sehingga aku tiba-tiba merasa degupku tak berirama?

TUHAN..

Aku kecil sekali..
Aku kecil.. tiada artinya dibandingkan ENGKAU dan semesta jagat raya yang telah ENGKAU ciptakan ini..

Ketika aku mencoba memutar piring diatas jemariku, ternyata oleng.. dan aku berusaha membuatnya stabill..
Tapi tokh ternyata oleng juga.. Aku pun memegangnya.. Tapi ternyata tidak berputarlagi..

Tetapi ENGKAU, YA MAHA SEMESTA..

ENGKAU MENGENDALIKAN semua ini..

Di manakah bumi dalam susunan jagat raya ini?
Mengapa bumi tetap bisa ada seperti ini?
Tidak berbenturan dengan bulan, matahari atau planet lainnya..



Ampuni aku TUHAN..


Ampuni segala kejahatan kami.. terkadang tanpa kami sadari, kami menghina ENGKAU dengan menolak kehadiranMU dalam hidup kami..

Ampuni kami.. seringkali menista namaMU yang KUDUS dengan cara sikap hidup kami.. dan kami sering..

menjadi "atheis" terselubung..


Ajaiblah ENGKAU dengan segala perbuatan MU ya ALLAH..

Terimakasih untuk jalur respirasi dan metabolisme tubuhku yang sempurna..

Terimakasih untuk debu, tanah, kerikil dan semesta hijau ini.. karena bersama merekalah.. aku ada..

Terimakasih untuk mahluk hidup ciptaanMU.. dan juga manusia yang ENGKAU bentuk ini..

Aku..
bukan siapa-siapa..

20.47

Aku... aku yang menyebabkan ENGKAU menangis TUHAN... aku minta ampun... aku minta ampun..

Here my Heart, GOD..

Minggu, 12 Sept '10
20.26

Berjejak hari dalam bulan..
Terentang masa berlalu dan menanti..

Ambillah kebebasanku.. dan kemerdekaanku..
Here my heart and my life, GOD..

Walau ketulusan hatiku terkadang tiada sempurna..
dan gejolak hidupku terkadang tak menentu..

Apakah yang menentukan aku tak menentu?
Dalam perperangan jiwa dan batin?

Ketika aku mendekapmu erat..
Aku harus melepaskanmu..

Karena keinginan dan ambisiku dibatasi..
oleh dia yang lebih berarti dan berharga.

Bukankah aku bukan milikku lagi?
tentukanlah hidup supaya menentu hidupku..

janganlah gelisah dan tawar hatimu..

Here my heart GOD.. and this is my heart for YOU..

I bow before YOU..

Please GOD..

Terimalah hatiku..

-20.37-

Negeri khayalan..

Selasa, 24 Agst '10
18.40

Akh.. tiadalah engkau mendapatkan yang engkau inginkan itu.. Sadarlah.. mau kemana engkau pergi? tiada dapat kau temukan..

Ribut dan riuh engkau rasakan? jelaslah.. bukankah dunia, tempat kau berada saat ini? engkau mengatakan.. tiada yang dapat mengertimu? Hmmm.. Bukankah engkau juga tidak berusaha mengerti kami?

Ohh.. engkau hendak menyingkir? kemana? Dapatkah?

Lama sekali aku kemudian tak pernah mendengar kabar beritamu.. Sampai, tibalah hari yang mengejutkan itu.

"Heiii.. mari sini.." Engkau berkata demikian.. " Aku telah mendapatkan apa yang ku impikan.. Suasana tenang, teduh dan damai.." engkau berkata dengan suara riang dan mata yang berbinar..

"Masa sih?" aku tidak percaya perkataanmu..

"Iya, benar.. benar.." Engkau terus berusaha meyakinkanku..

"Sekarang di manakah tempat yang engkau maksudkan itu?" Akhirnya aku bertanya juga kepadamu.

"Di sana," sahutmu..

"Di mana?" Desakku menyelidik..

"Di tempatku.. di sana, di lembah yang tenang dan jauh dari keramaian.. Tiada orang di sekitarku.. Aku berada di tempat yang sangat jauh.. jauh dari kebisingan dunia.." sahutmu.

"Di manakah itu? Aku mulai menambahkan tekanan nada ku..

"Datanglah kesana.. di tempat itu .. Aku sudah menjalaninya hampir 2 tahun ini. Aku betah dan bahagia."

Aku tertegun dan terhenyak. "Mengapa engkau tinggal di tempat seperti itu? Tiada kontak dengan manusia lain? hanya engkau dan alam sekitarmu?"

"Aku mencari kedamaian," sahutmu bangga dan tenang.. Aku mendapatkan semua hal yang aku cari selama ini. Tiada pertengkaran.. tiada gangguan. Aku tidak terusik dan aku merasakan damai.. Aku sudah tidak pernah lagi emosi meluap, marah dan membenci orang.. Sungguh! aku tidak pernah lagi marah-marah dan aku tidak terlilit lagi dengan masalah keluarga.."

Hmmm.. engkau terus saja bercerita bahagia..

"dan  lagi.." sahutmu, "aku tidak lagi merasakan stress, depresi akibat tekanan dunia sekitarku!"

Aku ternganga.. Dan mulai menyadari sesuatu hal yang ganjil.

"Lalu itu yang engkau katakan damai? itu yang engkau cari?" Sahutku tergugu dan berduka.. "Damai seperti apa yang engkau rasakan itu? Dapatkah engkau merasakan jeritan hati seluruh umat manusia, jika engkau menyingkir?"

Aku menghela nafas panjang..
"Teruslah engkau menyingkir dan silahkan engkau terus bersembunyi.. silahkan nikmati damaimu.. Hiduplah dalam negeri khayalanmu."

Aku menatapnya dengan berlinang air mata.. Dan dengan nada getir, aku kembali berkata..

"Tetapi aku, aku akan terus menjalani hidup ku.. Aku tidak akan menyingkir dari dunia ini.. aku tidak mau hidup dalam negeri khayalanmu dan aku tidak mau melarikan diri dari dunia ini.. Aku.. Aku akan terus belajar menaklukkan setiap pertempuran dan pergulatan hidupku.. Kalaupun aku jatuh, aku akan bangun.. Aku mau berjuang.. dan berusaha mendapatkan dan bahkan mengalami damai itu.. walaupun pekak dunia yang kurasakan.. Aku mau hidup dalam dunia yang nyata.. Tiada damai sejati yang dapat kita peroleh ketika kita menyingkir dari hidup ini.."

Aku berdiri.. menatapnya kembali.. Kemudian mengucapkan salam perpisahan.. Dengan tekat di hatiku :

Aku akan tetap bertarung dalam pergumulan berat di dunia ini.. Aku hidup adalah semata anugerah.. Aku tidak akan menyingkir kalah.. Aku tidak mau mengakhiri hidupku dengan kesia-siaan.

"Orang yang menabur.. dengan air mata, akan menuai dengan sorak-sorai.."

Aku,
manusia..

19.24

Don't call me sister.. Don't call me brother

Sabtu, 21 Agst, '10
20.40

Jika memang aku mendapat kasihmu.. mengapa engkau tidak ada ketika aku menangis? Mengapa engkau tidak ikut menangis bersamaku? Aku mencurahkan perasaan dan penderitaanku.. tapi aku tak mendapat respon mu.. aku tak kuasa menahan semburat sendu dipelupuk mataku.. dan aku tahu engkau pasti melihatnya.. Aku menjerit terus..

Tapi, apa yang aku dapatkan? engkau hanya mengatakan, "aku mengasihimu.." dan akupun terhenyak..kata-katamu terkesan demikian indah.. tapi mengapa aku tak merasakannya? Mengapa engkau tidak meraih hatiku? Dan menenangkanku?

Mengapa kata-katamu terasa hampa? Bagaimana mungkin aku bisa merasakan kasihmu.. engkau sungguh-sungguh tidak mendengarkan aku..Aku kelaparan..dan engkau tidak memberi aku makan.. aku mengalami penderitaan dan hantaman kehidupan, dan engkau tidak memberikan bantuan..

Engkau selalu mengatakan.. "aku mengasihimu.." tapi aku tak bisa  merasakannya..

Jangan panggil aku, sister.. Tolong, jangan panggil aku brother.. aku tidak butuh sapaan seperti itu.. kata-kata itu terlalu agung bagiku.. apakah engkau sungguh mengasihiku? Sehingga engkau berulang kali dengan ringannya menyapaku "sister?" menyapaku, "brother?"
Mengapa perkataanmu terasa hampa di hatiku? Aku membutuhkan kasihmu, bukan sapaanmu..aku ingin  pengertian dan empatimu dalam penderitaanku.. jangan katakan kepadaku,
"makanlah"..
tetapi engkau tidak memberikan aku makanan.. bukan – bukan – aku bukanlah pemalas.. aku sudah berusaha.. tapi aku tak cukup..

Mengapa engkau membatu? Hatimu terbuat dari apa? Tetapi mengapa selalu saja engkau mengatakan, "aku mengasihimu?"

Salahkah aku, jika aku rindu..kasihmu nyata dalam tindakan mu.. Jikalau aku mendapat kasih dan perhatianmu.. tolonglah aku.. Jangan panggil aku 'sister' dan jangan panggil aku 'brother' jika kata-kata itu adalah pemanis belaka.. beri aku selimut.. Buatlah hatiku yakin, bahwa engkau mengasihiku.. tolonglah aku mendapatkan apa yang sepantasnya menjadi bagianku..

20.57

Gbu

Selasa, 10 Agst '10
20.41

Pemikiran dan spontanitas mengenai Gbu menyeruak dasar relung hatiku yang paling dalam.. yang mendesakku untuk menuliskan kegelisahan itu sekarang ini.. Dulu.. kata2 Gbu, alias God Bless You.. adalah sebuah kalimat yang sangat canggung ku dengar dan ku ucapkan.. Aku mendengarnya dan reaksiku adalah selalu dalam kegelisahan setiap aku mendengar teman2 berbicara seperti itu.. tetapi ketika aku mendengarnya di ucapkan oleh Pendeta atau Hamba Tuhan/Gembala Sidang, aku tidak merasakan kegelisahan itu..

Seingat ku, aku merasakan hal itu sedemikian mengguncangku, ketika aku dulu mahasiswa di IKIP Jakarta.. Mungkin sejak dari tingkat pertama, di tahun 1993.. kalau tidak salah..

Dalam permenunganku, sebenarnya tidak ada hal yang salah ketika kata-kata itu diucapkan.. bahkan ketika beberapa bulan lalu seorang Pendeta membahas itu di gereja dan dia mempertanyakan hakikat Gbu dalam setiap akhir pembicaraan atau dalam setiap pesan sms.. Aku tetap merasa sebenarnya ga salah juga bilang seperti itu.. Langsunglah, aku diingatkan kembali seolah2 aku ada pada masa-masa itu..

Kecenderungan kita mengucapkan Gbu, terkadang yang perlu kita pertanyakan.. Apakah ada Kedalaman makna teologis yg kita pahami..Adakah kedalaman hasrat hati kita untuk meng - Gbu - kan orang yang kita maksud.. Ataukah itu menjadi sebuah kebiasaan semata.. Apakah kita orang awam boleh mengucapkan itu? Adakah dasar teologisnya?

Dalam proses pergumulan waktu, pergulatan iman dan perjumpaan dg TUHAN di dalam setiap kehidupanku, aku menjumpai.. aku pun mengucapkan Gbu kepada orang yang ingin kuucapkan.. Aku berpikir dan berdoa.. apa makna ucapanku? apa tujuan ku? Benarkah aku sungguh2 ingin agar TUHAN memberkati orang tersebut?

Dan sekarang ini.. aku tidaklah segelisah dulu.. tapi aku terus mewaspadai diriku.. agar apa yg aku ucapkan, bukanlah sebagai pemanis percakapan.. atau sekedar ornamen ibadah atau sekedar pameran religiusitas yang kumiliki.. Aku berproses..