Selasa, 05 Oktober 2010

Terimalah Hormatku Ayah..

Selasa, 5 Okt '10
11.29


Ayah.. engkau sosok yang keras di mataku..
Tegas dan memiliki prinsip yang sulit digoyahkan
Tegap, tinggi dan kokoh..

Engkaulah yang mengajariku menulis
Membimbingku membaca
Dan mendidikku dengan suaramu yang menggelegar..


Aku ingat betapa jariku engkau pegang dan tekuk
Untuk mulai menulis : a , b, c dan seterusnya..
Tanganmu keras sekali ayah untuk membentuk huruf melalui jemariku yang kecil.


Lalu engkau mengajariku membaca : b-a ba, b-i bi, b-u bu dan seterusnya..
Suaramu keras ayah.. aku mendengarnya dengan jelas
Kalau aku salah, engkau menegurku..


Masih ingatkah ayah?
Engkau mengajariku berhitung?
Dari 1- 10 dan sampai 100?


Engkau mengajariku cara menghitung penjumlahan, pengurangan dan perkalian

10 + 7 = ...
(12 - 5) x 6 = ...

110
  26
____ -
....

Engkau mengajariku juga menghafal perkalian..
Jika aku salah menyebutkan engkau menegur ku 
dan memintaku mengulangi kembali jawabanku
Lalu engkau berkata : "Apa? Bapak tidak dengar."

Aku pun mengulang kembali dengan rasa takut..
Ternyata jawabanku benar..
dan engkau berkata : "Bapak sudah tua, bapak tidak bisa jelas mendengar.."

Ayah.. engkau benar-benar tegas, galak dan keras..
Tapi aku berterimakasih kepadamu..
Kalau bukan engkau yang tegas mendidik dan mendisiplinku,
Mungkin aku akan menjadi manusia mencla-mencle tak berpendirian
Aku pasti tidak bisa membaca dengan baik

Kalau engkau bertanya, aku tidak boleh diam membisu..
Engkau selalu mendorongku untuk berbicara..
Mengungkapkan pemikiranku..
Engkau lah yang mengajariku berargumentasi
Belajar mendengar dan berpendapat..

Engkau mengajariku untuk tidak modah goyah
Engkau mengajariku berpikir dan mandiri
Walau aku masih bocah cilik..

Aku sering menangis ayah..
Pada waktu itu aku merasa engkau keras sekali..
AKu takut padamu ayah..

Tapi.. terimalah hormatku ayah..
Aku akan terus berbakti padamu..
Engkau telah berangsur senja..

Ayah, jangan sakit.. 
Kuatlah.. dampingi terus kami keluargamu..

Aku bisa seperti ini, karenamu ayah..
Terimalah hormatku..

Separuh kepribadianku didominasimu ayah..
Separuh lagi oleh engkau ibu..
Dan banyak hal lain dipengaruhi mereka yang kusebut lingkungan..

Ayah,
Sekarang aku sudah dewasa..
Mintalah ayah.. apa yang engkau inginkan lagi dariku?

Aku akan menjagamu ayah..
Seperti engkau menjagaku dulu..

Aku,
gadis cilikmu
11.48





Tidak ada komentar: